02 Februari 2008

DI DALAM YESUS KITA BERSAUDARA ?

Masih ingat perumpamaan yang diberikan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati ? (Luk 10:25-37). Benarkah di dalam Yesus kita "Bersaudara" ? Pertanyaan ini sungguh mengusik hati, karena dalam kenyataan sosial, masih mudah ditemukan sikap dan kekerabatan yang melihat "rupa" dan derajat seseorang. Bahkan, konflik pun gampang tersulut karena perbedaan kelompok, asal-usul, bukan sekampung halaman ataupun latar belakang yang tidak serumpun. Berani kah kita melepas kan diri dari belenggu "menghakimi" dan menjadi murid Mesias dengan segala konsekuensi ?

Perintah Manusia

Lihatlah foto-foto umat Katholik di sebahagian belahan dunia: Cina, Lebanon, dan Irak. Jika kita berada diantara mereka, atau jika sedang mengikuti misa berbahasa Jawa di Klaten, misa di Sumatera, Flores, dll ... Apa yang terlintas di benak kita ?
Jangan-jangan benar, teguran Paulus (Kor 3:4 dan Gal 2: 11-14) masih berlaku hingga sekarang, bahwa kita lebih mengutamakan kelompok bukan memandang orang lain sebagai roh.





































Apalagi, jika berbeda faktor budaya, adat-istiadat dan bahkan keyakinan agama, kita cenderung melihat mereka sebagai "orang lain" bukan saudara. Membaca nama atau marga yang berbeda , bisa membuat jarak dalam persahabatan, persaudaraan. Barangkali, kita terlalu menerjemahkan secara harafiah kata "sesama" dan "bersaudara". Namun, bukan kah setiap manusia merupakan gambar Allah ? Yesus sendiri mengajarkan kepada kita bahwa kehadiranNya untuk mengasihi semua manusia, sebagai perwujudan kasih setia kepada Allah BapaNya di Surga. Yesus bersabda: " Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat-istiadat nenek moyangmu ?. Hai orang-orang munafik ! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu; Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Mrk 7:3,7-9))


Maria Mendampingi

Bersaudara yang dikehendaki Yesus, bukan semata bersatu dalam doa, juga bersatu dalam sikap dan perbuatan. Sikap rendah hati dan tulus menghormati satu sama lain tanpa memandang status sosial maupun gelar kehormatan. Berbuat kasih melayani siapapun, dengan menyingkirkan kepentingan dipuji. Sebagai murid Yesus, kita diutus mewartakan dan menyelamatkan setiap roh. Dimulai dari keluarga, di lingkungan separoki, tetangga, di tempat kerja di mana pun kita berada. Ikut ambil bagian dalam kegiatan lingkungan, merupakan tindakan kasih yang konkret. Begitu banyak program yang menanti kita untuk berkarya di kebun Tuhan, sesuai dengan talenta yang dikaruniakan kepada setiap orang: pelayanan doa, meningkatkan kesejahteraan warga, kepedulian kepada janda dan warsen, koor dan pemusik, menambah ketrampilan warga muda melalui pembiayaan kursus/ latihan, menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar untuk program sosial bersama, penghiburan dan bantuan kepada warga yang sakit, bina iman, sharing & learning, dan seterusnya ... termasuk ikut mengasuh media web ini sebagai forum interaktif warga MRD. Dan sungguh beruntung warga MRD, karena Bunda Maria berkomitmen mendampingi kita semua, seperti halnya beliau mendampingi Yesus hingga di kayu salib dan keduabelas murid Yesus (yang merasa sedih, takut, kalut sesudah Yesus wafat) dengan cinta, kelembutan dan keikhlasan yang tak berkesudahan. Percayalah, jika Yesus telah memanggil kita untuk diutus, siapa yang sanggup menolak ?

Tidak ada komentar: