02 Februari 2008

ROTI YANG TAK AKAN MEMBUAT KITA MATI

Berulang-kali Yesus bersabda: "Bapa tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam Bapa !." Apa sesungguhnya kaitan firman tersebut dengan kehendak Yesus agar kita mengenang penyerahan Tubuh dan DarahNya - sebagai kegenapan janji Allah untuk menyelamatkan umat manusia, dalam Sakramen Ekaristi dengan menerima komuni ? Sekedar menjadi tradisi dan kewajiban rutin umat Katholik ? Apa makna pesan yang ingin disampaikan Yesus kepada
kita ?


Yesus Saksinya

Menjelang hari Sabtu dan Minggu, Yesus senantiasa menyempatkan diri berkeliling dari gereja ke gereja mengikuti setiap misa. Dia berharap bahwa setelah semua pengorbananNya, dia akan mendapati umat Katholik khususnya, mempunyai kesadaran tinggi akan pertobatan dan takut akan Allah. Melihat gereja yang penuh sesak, bahkan banyak umat yang duduk di luar di pinggiran gereja, Yesus tersenyum penuh sukacita oleh niat umat memuliakan nama Tuhan. Namun, ketika Imam memulai perayaan Misa Kudus, Yesus melihat beberapa umat yang asyik ngobrol, malahan ada yang ber-SMS ria. Bahkan, ada yang keluar dari ruang gereja untuk menerima panggilan telepon di selulernya. Hingga pembacaan Injil dan homili, momen ini terus berlangsung, hanya berganti pelakunya.
Tak berhenti di sini, sesudah menerima komuni, Yesus melihat ada umat yang langsung menuju ke mobil, yang lain menuju ke belakang gereja untuk meneruskan ngobrol sambil merokok. Yesus tak berdiam diri, Dia mencoba menegur mereka, baik melalui pandangan mata umat lain maupun langsung mengetuk pintu nurani mereka. Ternyata mereka tidak menggubrisNya. Bahkan, sebagian umat mengganggap itu hal biasa. Yesus, sungguh merasa sedih , bukan karena ingin memegahkan diriNya (Yoh. 5: 41), melainkan kasih setiaNya kepada manusia. Yesus memang diberi Kuasa oleh BapaNya untuk mengadili orang hidup dan mati. Kendati demikian, Yesus lebih menginginkan manusia diselamatkan. Tetapi Yesus sudah menjadi saksi .


Janji Digenapi

Setiap perjumpaan dengan umat, Yesus menegaskan bahwa semua perkataanNya bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi berasal dari Allah BapaNya yang mengutus Yesus untuk memeteraikan fiman di hati manusia (Yoh.7:16). Firman Allah itulah yang sesungguhnya sumber keselamatan kehidupan dan roh. Firman itu telah menjadi manusia (Yoh.1: 14) dan dimuliakan oleh BapaNya, dan pada saat perjamuan ekaristi oleh imam di gereja, di sorga pun semarak dengan nyanyian pujian kepada anak domba (Why. 12: 10-12, 14:3). Sebagai umat Katholik, sepantasnyalah kita merasa bersyukur disertakan dalam perayaan Kudus setiap minggu bersama para malaikat dan orang-orang Kudus di Sorga. Karena Yesus memberi perintah kepada kita: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup dalam dirimu. Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa." (Yoh. 6:53, 56-57). Syarat utama agar Yesus berkenan tinggal di dalam kita, adalah mempersiapkan tubuh, lidah dan perilaku kita juga kudus. Dan janjinya tetap berlaku hingga akhir jaman, jika iman kita percaya bahwa hosti yang kita santap adalah tubuh Kristus sendiri, maka Yesus akan campur tangan segala perkara, dan memberikan pertolongan yang kita mohon kepadaNya. Seperti halnya belas kasih dan kemurahan hatiNya yang telah menyembuhkan segala penyakit, mengkaruniakan sukacita kepada orang hina (pelacur, pemungut cukai) sampai membangkitkan orang mati. Demikian pula menjadi keyakinan fundamental umat beriman, Yesus akan datang kembali ke dunia untuk kedua kali. Ia berfirman: "Ya, Aku datang segera !" (Why. 22:20) Waktunya sudah dekat. Marilah kita menyambut Yesus dengan pantas.

Tidak ada komentar: